Minggu, 10 Agustus 2008

17 Agustusan


Euforia 17 Agustusan mungkin sudah terasa dimana - mana. Secara 17an tinggal 1 minggu lagi. Di kampung - kampung, di jalan - jalan, di kantor - kantor,di pusat perbelanjaan. Berbagai pernak - pernik khas 17-an mulai menghiasi jalan - jalan. Umbul - umbul, bendera merah - putih, lampu yang berkelap - kelip, spanduk - spanduk yang bertuliskan semangat perjuangan bangsa Indonesia. Lomba - lomba khas 17-an pun siap mewarnai sore hari ataupun hari minggu kita. Hmm..mungkin tak hanya negeri ini yang merayakan kemerdekaannya, tapi otak kita pun ikut merayakan kemerdekaannya setelah berpenat - penat ria dengan kesibukan kantor, sekolah, kampus, maupun rumah.Otak kita ikut "merdeka" dari belenggu pekerjaan - pekerjaan yang cukup memeras otak dengan mengikuti berbagai macam lomba - lomba khas 17-an. Semua orang berkumpul di lapangan dari balita, anak - anak, remaja, orang tua semua ikut larut bersama lomba - lomba yang diadakan di kampung. Mereka sejenak melupakan rutinitas sehari - hari. Semua tertawa lepas melihat kelucuan anak - anak mereka yang mengikuti berbagai macam lomba dari balap karung, makan krupuk, pukul air, dan lain - lain. Tapi tidak hanya anak - anak yang ikut serta, para orang tua pun tak mau kalah. Ada lomba masak, sepak bola bapak - bapak dengan memakai daster, dan lomba - lomba yang lain yang sudah disiapkan oleh para tim kreatif, panitia 17-an.

O iya, ada satu lagi lomba yang sangat khas dengan 17-an yaitu panjat pinang. Ini juga termasuk acara rutin yang hampir dua tahun ini mewarnai kampungku. Walaupun tidak memakai pohon pinang asli, hanya dengan bambu, tetapi tidak mengurangi esensi dari panjat pinang itu sendiri yaitu bekerjasama mengambil hadiah yang sudah digantung - gantungkan di atas pinang yang sudah dilumuri dengan vaselin.Lucu juga melihat aksi mereka. Wajah - wajah kesakitan karena di injak - injak oleh teman di atasnya pun tak terlihat setelah memperoleh hadiah yang ada.

Lalu ada hal yang tak terlewatkan ketika 17-an yaitu upacara bendera dan malam tirakatan. Dan satu lagi yaitu kerja bakti dan mengecat ulang gapura - gapura di kampung.

Semua orang tahu dan ingat bahwa setiap tanggal 17 Agustus kita memperingati HUT Kemerdekaan Republik Indonesia tercinta ini. Tapi tidak semua bisa benar - benar merasakan kemerdekaan Indonesia yang ke 63 ini. Masih banyak saudara - saudara kita yang belum "merdeka". Busung lapar, kemiskinan, kesakitan masih dirasakan oleh mereka yang kurang beruntung.Mereka berjuang dengan realita yang dihadapinya. Demi kemerdekaan dari ekonomi yang menghimpit demi sesuap nasi ,demi terbebas dari rasa sakit. Sampai detik ini sebagian masih ada yang berjuang demi kemerdekaannya sendiri. Entah sampai kapan Indonesia bisa benar - benar merdeka. Merdeka dari lilitan hutang, merdeka dari kemiskinan. Semoga di tahun - tahun mendatang kita semua bisa benar - benar merasakan kemerdekaan Indonesia yang sebenarnya. Amiin....
Merdekaa...!!!